Terlepas, definisi mana yang Anda gunakan, motivasi adalah faktor sukses, bahkan faktor sukses yang penting jika tidak dikatakan yang terpenting. Bagaimana pun, kita hanya akan meraih sukses jika ada tindakan, dan tindakan akan ada jika ada alasannya atau dengan kata lain tidak ada tindakan tanpa motivasi. Jadi tanpa motivasi tidak ada tindakan dan tanpa tindakan tidak ada sukses.
Banyak orang sudah mengetahui, kalau mau sukses harus bergerak dan harus berusaha. Tapi, sebagian dari mereka tidak bertindak juga. Kenapa? Ya, karena motivasi mereka yang tidak cukup untuk menggerakan mereka. Seorang pembicara mengatakan bahwa ujung-ujungnya pelatihan dan seminar adalah bertindak, termasuk pelatihan dan seminar motivasi bertujuan untuk mendorong Anda bertindak.
Motivasi Adalah Semangat
Dalam pengertian semangat, motivasi juga sangat penting, sebab sukses hanya bisa didapat oleh orang yang memiliki semangat yang cukup untuk meraihnya. Jika Anda tidak memiliki semangat, Anda akan mudah menyerah, akan lambat, dan cepat berhenti. Anda harus terus menjaga level semangat Anda. Seperti dalam mobil, untuk menjaga kecepatan, maka Anda harus terus menginjak gas atau mobil Anda menjadi lebih pelan bahkan berhenti.
Boss akan lebih memilih karyawan yang lebih semangat dibandingkan dengan yang loyo. Jangan harap akan dipilih boss jika Anda loyo, tidak semangat, dalam bekerja. Jika Anda jarang dipilih oleh boss Anda, maka promosi pun akan menjadi milik orang lain. Motivasi adalah semangat dan semangat akan membawa Anda pada keberhasilan dalam karir.
Begitu juga dalam bisnis. Jika Anda tidak semangat, maka akan banyak pekerjaan yang terbangkalai. Anda akan lambat mengejar peluang, sehingga peluang dicaplok orang lain. Begitu juga dalam mendapatkan client atau penjualan, kalau tidak semangat, maka bagian Anda akan lebih sedikit dibandingkan jika Anda semangat. Motivasi adalah semangat yang akan menjadikan Anda sukses dalam bisnis.
Apakah Hanya Motivasi Yang Diperlukan Untuk Sukses?
Pertanyaan ini datang dari orang yang belum memahami bagaimana mekanisme meraih sukses. Seperti mobil, motivasi adalah seperti bensin. Artinya bensin saja tidak akan mampu menggerakan mobil, jika mobil tidak ada mesinnya. Tetapi, mobil tidak akan bergerak jika tidak ada energi yang mendorongnya. Jadi, motivasi adalah salah satu faktor sukses, yang harus Anda, tetapi bukan satu-satunya.
Cacat fisik bukan penghalang bagi Mohammad Islah Busakorn asal Thailand, untuk menjadi Muslim yang berprestasi. Meski matanya tak dapat melihat, Busakorn mampu menghafal Al-Qur'an dengan baik sehingga mendapat penghargaan bergengsi dari Internasional Organization for Memorizing the Qur'an (IOMQ), sebuah organisasi internasional penghapal Al-Qur'an.
Mohammad Islah Busakorn menjadi pemenang pertama dalam lomba kemahiran membaca Al-Qur'an (Mahir bil-Qur'an) yang diselenggarakan oleh organisasi itu di Jeddah, Arab Saudi.
"Alhamdulillah, para juri menilai Saya bagus, tapi Saya harap Saya juga bagus dalam pandangan Allah," kata Busakorn merendah.
Busakorn, bersama rekan senegaranya Humairah Rawoo, seorang gadis berusia 9 tahun dipilih oleh perwakilan IOMQ yang baru-baru ini berkunjung ke Afrika Selatan, untuk ikut dalam kompetisi tersebut. Humairah Rawoo menjadi satu-satunya peserta wanita dalam kompetisi itu.
Mohammad Islah Busakorn kehilangan penglihatannya pada usia 7 tahun. Penderitaan ini menjadi awal perubahan bagi kehidupannya. Pada usia 9 tahun, dengan tekad yang kuat, Busakorn mulai menghapal beberapa surat dalam Al-Qur'an dan pada usia 11 tahun ia memutuskan untuk belajar menghapal Al-Qur'an dibawah pengawasan seorang imam.
Busakorn tidak mengenyam pendidikan formal, karena satu-satunya institusi pendidikan bagi tuna netra di tempatnya tinggal adalah sekolah beragama Budha.
"Saya tinggal di rumah dan mulai mendegarkan bacaan-bacaan Al-Qur'an dari radio tape. Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang hafidh (penghapal Al-Qur'an), " katanya seraya menjelaskan bahwa penghapal Al-Qur'an di negaranya, Thailand masih sangat jarang.
Keingintahuannya tentang Syariah dan ajaran-ajaran Islam, membawanya ke Afrika Selatan. Dari saudara laki-lakinya ia mengetahui ada sebuah institut pendidikan Islam untuk tuna netra dan mereka yang penglihatannya rusak di Afrika Selatan, namanya Madrasah Noor. Maka pergilah Busakorn ke Afrika Selatan dan mendaftarkan diri ke institut itu pada tahun 1997.
Ditanya apa saran-sarannya buat para penghapal Al-Qur'an, Busakorn mengatakan yang terpenting adalah ingat bahwa Al-Qur'an adalah yang terbaik dari apapun juga. "Kita harus ingat bahwa akan ada kendala dan cobaan dalam perjalanan kita menghapal, tapi kita harus sabar dan berusaha menghadapi segala tantangan," katanya.
Hassen Murchie, Kepala Sekolah Madrasah Noor menyatakan sangat bangga dengan muridnya itu. "Ini sebuah kebanggaan bagi institut dan negara kami, dia bersama para penghapal al-Qur'an dari 60 negara berbeda, tapi ia berhasil mendapatkan gelar mumtaz (tingkat sempurna)," kata Murchie.
Dari cerita ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa Allah memang benar-benar Maha Adil atas segala sesuatu. Coba aja lihat di youtube. Sejak pertama saya melihat dan mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang Busakom lantunkan, saya merasa amat malu karena kita yang sehat wal’afiat saja belum bisa melakukannya dan kita patut bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan.
“Kegembiraan terbesar dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai. Oleh karenanya, kita membagikan cinta bagi orang lain.” (Victor Hugo)s
Tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Ia terus maju. Umur terus bertambah. Manusia pun mengalami babak-babak dalam hidupnya. Saat masuk fase dewasa, orang memasuki tiga tahapan kehidupan.
Ada masa di mana orang terfokus untuk melakukan sesuatu (to do). Ada saat memfokuskan diri untuk mengumpulkan (to have). Ada yang giat mencari makna hidup (to be). Celakanya, tidak semua orang mampu melewati tiga tahapan proses itu.
Fase pertama, fase to do. Pada fase ini, orang masih produktif. Orang bekerja giat dengan seribu satu alasan. Tapi, banyak orang kecanduan kerja, membanting tulang, sampai mengorbankan banyak hal, tetap tidak menghasilkan buah yang lebih baik. Ini sangat menyedihkan. Orang dibekap oleh kesibukan, tapi tidak ada kemajuan. Hal itu tergambar dalam cerita singkat ini. Ada orang melihat sebuah sampan di tepi danau. Segera ia meloncat dan mulailah mendayung. Ia terus mendayung dengan semangat. Sampan memang bergerak. Tapi, tidak juga menjauh dari bibir danau. Orang itu sadar, sampan itu masih terikat dengan tali di sebuah tiang.
Nah, kebanyakan dari kita, merasa sudah bekerja banyak. Tapi, ternyata tidak produktif. Seorang kolega memutuskan keluar dari perusahaan. Ia mau membangun bisnis sendiri. Dengan gembira, ia mempromosikan bisnisnya. Kartu nama dan brosur disebar. Ia bertingkah sebagai orang sibuk.
Tapi, dua tahun berlalu, tapi bisnisnya belum menghasilkan apa-apa. Tentu, kondisi ini sangat memprihatinkan. Jay Abraham, pakar motivasi bidang keuangan dan marketing pernah berujar, “Banyak orang mengatakan berbisnis. Tapi, tidak ada hasil apa pun. Itu bukanlah bisnis.” Marilah kita menengok hidup kita sendiri. Apakah kita hanya sibuk dan bekerja giat, tapi tanpa sadar kita tidak menghasilkan apa-apa?
Fase kedua, fase to have. Pada fase ini, orang mulai menghasilkan. Tapi, ada bahaya, orang akan terjebak dalam kesibukan mengumpulkan harta benda saja. Orang terobesesi mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Meski hartanya segunung, tapi dia tidak mampu menikmati kehidupan. Matanya telah tertutup materi dan lupa memandangi berbagai keindahan dan kejutan dalam hidup. Lebih-lebih, memberikan secuil arti bagi hidup yang sudah dijalani. Banyak orang masuk dalam fase ini.
Dunia senantiasa mengundang kita untuk memiliki banyak hal. Sentra-sentra perbelanjaan yang mengepung dari berbagai arah telah memaksa kita untuk mengkonsumsi banyak barang.
Bahkan, dunia menawarkan persepsi baru. Orang yang sukses adalah orang yang mempunyai banyak hal. Tapi, persepsi keliru ini sering membuat orang mengorbankan banyak hal. Entah itu perkawinan, keluarga, kesehatan, maupun spiritual.
Secara psikologis, fase itu tidaklah buruk. Harga diri dan rasa kepuasan diri bisa dibangun dengan prestasi-prestasi yang dimiliki. Namun, persoalan terletak pada kelekatannya. Orang tidak lagi menjadi pribadi yang merdeka.
Seorang sahabat yang menjadi direktur produksi membeberkan kejujuran di balik kesuksesannya. Ia meratapi relasi dengan kedua anaknya yang memburuk. “Andai saja meja kerja saya ini mampu bercerita tentang betapa banyak air mata yang menetes di sini, mungkin meja ini bisa bercerita tentang kesepian batin saya…,” katanya.
Fase itu menjadi pembuktian jati diri kita. Kita perlu melewatinya. Tapi, ini seperti minum air laut. Semakin banyak minum, semakin kita haus. Akhirnya, kita terobsesi untuk minum lebih banyak lagi.
Fase ketiga, fase to be. Pada fase ini, orang tidak hanya bekerja dan mengumpulkan, tapi juga memaknai. Orang terus mengasah kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang semakin baik. Seorang dokter berkisah. Ia terobesesi menjadi kaya karena masa kecilnya cukup miskin. Saat umur menyusuri senja, ia sudah memiliki semuanya. Ia ingin mesyukuri dan memaknai semua itu dengan membuka banyak klinik dan posyandu di desa-desa miskin.
Memaknai hidup
Ia memaknai hidupnya dengan menjadi makna bagi orang lain. Ada juga seorang pebisnis besar dengan latar belakang pertanian hijrah ke desa untuk memberdayakan para petani. Keduanya mengaku sangat menikmati pilihannya itu.
Fase ini merupakan fase kita menjadi pribadi yang lebih bermakna. Kita menjadi pribadi yang berharga bukan karena harta yang kita miliki, melainkan apa yang bisa kita berikan bagi orang lain.
Hidup kita seperti roti. Roti akan berharga jika bisa kita bagikan bagi banyak orang yang membutuhkan. John Maxwell dalam buku Success to Significant mengatakan “Pertanyaan terpenting yang harus diajukan bukanlah apa yang kuperoleh. Tapi, menjadi apakah aku ini?”
Nah, Mahatma Gandhi menjadi contoh konkret pribadi macam ini. Sebenarnya, ia menjadi seorang pengacara sukses. Tapi, ia memilih memperjuangkan seturut nuraninya. Ia menjadi pejuang kemanusiaan bagi kaum papa India.
Nah, di fase manakah hidup kita sekarang? Marilah kita terobsesi bukan dengan bekerja atau memiliki, tetapi menjadi pribadi yang lebih matang, lebih bermakna dan berkontribusi!
Sahabat kehidupan ini selalu dipenuhi dengan keinginan dan harapan.Ketika keinginan menjadi teramat sangat ia akan menjadi sebuah Impian. Impian itu akan menghasilkan sebuah konsep diri. Konsep diri akan membawa kita kepada perencanaan hidup. Itulah beberapa tahapan yang mungkin kita tidak sadari telah melakukannya.
Tetapi kita menyadari bahwa dalam hidup ini tidak hanya harum dan indahnya bungan mawar, tapi duri mawarnya juga harus kita lalui. Setiap perih perjalanan dapat dilalui karena ada tujuan yang pasti. Ada sebuah impian yang hendak dikejar. Impianlah yang membawa kita kadang bertahan terhadap setiap rintangan bahkan melebihi praduga kita sebelumnya. Seolah kita tidak percaya bahwa kita dapat melaluinya, pernahkan anda mengalami hal itu?
Namun dalam melewati onak durinya mawar tersebut kita sering mendengar dalam hati kita sebuah kata yang melenakan
Menyerah saja, tak ada gunanya meneruskan engkau tidak akan mampu
Sahabat, setiap tindakan dan pilihan yang kita ambil tentunya mempunyai resiko masing-masing. Saat kata menyerah sudah terlotarkan sesungguhnya itu juga pilihan yang pasti ada resikonya. Pasti akan ada akibat yang kita dapat dari memilih kata menyerah, sekecil apapun itu. Saat kita memilih untuk meneruskanpun pasti akan ada resikonya, karena sesungguhnya
Hidup ini bukanlah bagaimana kita menghindari resiko tetapi bagaimana kita bisa mengelola resiko.
Tetapi sahabat saat itu berhubungan dengan impian kita dan kita mempercayai akan suatu hal diujung sana, maka teruskan sahabat, karena
Kita tidak akan pernah tau ujung dari perjuangan ini jika kita tidak pernah sampai ujungnya dan mendapatkan impian yang kita impikan.
Ya sahabat saat kita memilih untuk mengejar impian kita dan sudah merasakan durinya. Kita tidak akan pernah tau duri mana yang terakhir, bisa saja saat kita berhenti sesungguhnya kita sudah sangat dekat dengan impian kita. Jadi sahabatku, jangan pernah berhenti berjuang untuk menggapai setiap mimpi kita.
Dikutip dari ://agussupriatna.com/motivasi/jangan-pernah-berhenti
assalamu'alaikum sahabat..
jangan katakan "cinta" kala kegalauan menghampirimu, karena cinta tak akan pernah buatmu galau!!
"so jangan pernah takut jatuh cinta"